Sekda Sintang Panen Jeruk Sambal, Abdul Gani Sampaikan Peluang Bisnis

Bersama Kepala Bappeda, Sekda Sintang Melihat Proses Pembuatan POC
20/03/2021
Sekda Sintang Tinjau Peternak Kelulut di Desa Baning Panjang
20/03/2021

Sekda Sintang Panen Jeruk Sambal, Abdul Gani Sampaikan Peluang Bisnis

Sekda Sintang Panen Jeruk Sambal, Abdul Gani Sampaikan Peluang Bisnis

Sintang-www.beritasintang.com-Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si didampingi Kepala Bappeda Kabupaten Sintang Kartiyus, SH, M. Si juga melakukan panen jeruk sambal di Desa Baning Panjang Kecamatan Kelam Permai pada Jumat, 19 Maret 2021.

Saat panen jeruk sambal, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang dan Kepala Bappeda Kabupaten Sintang didampingi Abdul Gani sebagai pemilik kebun jeruk sambal.

“jeruk sambal ini bisa bertahan sampai usia 30 tahun baru dia akan mati. Jadi masa panen itu sejak usia 4 tahun sampai 30 tahun. Kebun jeruk ini bisa diwariskan ke anak-anak. Diatas lahan 1 hektar ini, disa ditanam 3.000 pohon dan satu hari bisa menghasilkan 500 kilogram buah jeruk sambal. Di pasaran harga perkilogramnya mencapai 10 ribu. Artinya dalam satu hari menghasilkan 5 juta rupiah” terang Abdul Gani kepada Sekda Sintang

“jeruk sambal yang diberikan pupuk organik juga punya keunggulan yakni kulitnya lebih tebal sehingga tahannya lebih lama setelah dipetik dari pohohnya. Tiga hari jeruk sambal kita masih bagus, belum membusuk.  Kita panen juga menggunakan gunting, sehingga buahnya tidak rusak. Kita memberikan upah petik itu 1.200 per kilogramnya. Ibu-ibu sebelum panen jeruk sambal, noreh dulu. Setelah noreh baru bekerja memetik buah jeruk sambal. Setiap hari satu orang bisa dapat 70 sampai 100 kilogram jeruk. Jadi upah yang mereka terima juga lumayan. Sekali panen itu bisa sampai 4 bulan. Setelah sampai di ujung, panen bisa kembali lagi ke pohon awal.  Terus menerus seperti itu. Satu pohon ada yang mampu menghasilkan 1 karung buah jeruk. Kami setiap hari kirim jeruk sambal untuk pasar Masuka Sintang.

Cabe biasa kami kirim ke pasar-pasari di Sintang dan Pasar Flamboyan di Pontianak”tambah Abdul Gani.

Kelompok Tani Cakra Mandiri yang dipimpin Abdul Gani memiliki 40 ekor kelinci yang setiap hari menghasilkan urin dan kotoran untuk diolah menjadi pupuk organik cair. Kotoran kelinci menghasilkan pupuk berkualitas tinggi karena kelinci hanya makan rumput tanpa minum. Satu drum air hanya dicampur dengan 3 liter POC mampu untuk memupuk 800 batang cabe.

“saya sudah satu tahun menggunakan pupuk organik cair. Hasilnya luar biasa dibandingkan menggunakan pupuk kimia, umur tanaman juga lebih lama. Kotoran kelinci lebih menghasilkan pupuk organik cair berkualitas tinggi dibandingkan kotoran kambing dan sapi. Kelinci ini kan memakan rumput tanpa minum, sehingga kotoranya lebih padat dan murni. Sementara kambing dan sapi ini ada minum air sehingga kotoranya tidak padat dan sudah tercampur air. Kualitas urine kelinci sudah kami uji, hasilnya kualitas urin kelinci dua kali lebih baik dari urin kambing dan sapi” terang Abdul Gani kepada Sekda Sintang

“saya sudah tidak menggunakan pupuk kandang lagi dan petani tanpa menggunakan pupuk kandang tetapi menggunakan pupuk organik cair, 99 persen berhasil. Kami dibantu pupuk kimia per satu drum itu hanya 3 ons saja. Saya tidak belajar dari orang lain, tidak belajar dari google, dalam membuat pupuk organik cair ini. Saya belajar otodidak saja. Saya berani mencoba saja” terang Abdul Gani

“air kencing dan kotoran kelinci kita ambil dan kumpulkan. Lalu pindahkan ke bak penampungan, dicampur dengan bahan lain seperti gula merah, nanas, limbah sayuran dan batang pisang. Kita permentasi selama 21 hari, maka pupuk organik cair siap dicampur dengan air untuk langsung diaplikasikan ke tanaman. 1liter pupuk organik cair bisa dicampur dengan 20 liter air baru disiram ke tanaman” tambah Abdul Gani

“soal pupuk organik cair ini memang sangat irit dalam hal biaya. Dulu 1 hektar lahan memerlukan 20 karung pupuk kimia. Sekarang, 1 hektar hanya menggunakan 3 liter pupuk cair ditambah 2 karung pupuk kimia saja. Karena 1 liter  pupuk organik cair bisa dicampurkan dengan 20 liter air. Bayangkan saja, kita bisa melakukan pengiritan sebanyak 18 karung dalam 1 hektar lahan. 1 karung pupuk saat ini menapai 500 ribu. Kita bisa mengirit 8 jutaan. Sementara hasilnya lebih banyak dan lahan tetap bagus” terang Abdul Gani

 

 

Comments are closed.