Uskup Sintang Resmikan Gereja Katolik Santo Yosef Stasi Ajak, Sekda Sintang Hadir

Dua Nama Cawabup Sintang Final, Bupati Sintang Harap Selesai Sebelum 17 Agustus 2022
17/07/2022
Ini Kata Bupati Sintang Usai Perda LKPJ APBD 2021 Disahkan DPRD Sintang
18/07/2022

Uskup Sintang Resmikan Gereja Katolik Santo Yosef Stasi Ajak, Sekda Sintang Hadir

Uskup Sintang Resmikan Gereja Katolik Santo Yosef Stasi Ajak, Sekda Sintang Hadir

Sintang-www.beritasintang.com-Sekretaris Kabupaten Sintang, Dra. Yosepha Hasnah, M. Si, menghadiri kegiatan peresmian Gereja Katolik Santo Yosef Stasi Ajak, Paroki Santo Martinus Kelam, Keuskupan Sintang, di Kecamatan Kelam Permai, pada Minggu, 17 Juli 2022, yang di resmikan oleh Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, O.F.M. Cap.

Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap mengingatkan umat Katolik bahwa setiap gereja yang sudah diberkati harus menjadi sarana rohani yang harus diperlakukan dengan hormat dan pantas.

“gereja ini harus dipakai sebagai sarana ibadat dan kegiatan liturgi. Dilarang menggunakan gereja ini untuk kegiatan profan dan hal yang bertentangan dengan ajaran dan moral Katolik. Gereja harus menjadi sarana penumbuh iman dan kasih, penguat semangat persaudaraan dikalangan umat beriman, penyubur kekudusan, peneguh pelayanan,  pendorong pewartaan dan kesaksian. Gedung gereja yang  sudah diberkati menjadi sarana untuk membantu semua orang Katolik menjadi orang yang dewasa dalam iman. Dengan kata lain, gereja menjadi sarana untuk membentuk insan-insan Katolik untuk menjadi militan, tidak hanya sekedar menjadi seorang Katolik” pesan Uskup Sintang

“Gereja menjadi tempat berdoa dan menimba inspirasi dari Tuhan, untuk selanjutnya berangkat dalam perziarahan di dunia mewartakan kebaikan Tuhan. Inilah tugas dan tanggungjawab yang harus diemban oleh setiap orang Katolik”pesan Uskup Sintang” pesan Uskup Sintang

Pastor Paroki Santo Martinus Kelam Dedai Pastor Leonardus Miau, Pr. menjelaskan bahwa luas bangunan Gereja Katolik Santo Yosef Stasi Ajak, Paroki Santo Martinus Kelam mencapai 640 meter persegi atau 32 x 20 meter. “biaya yang dihabiskan untuk pembangunan gereja adalah 3.7 milyar yang berasal dari Pemprov Kalbar, Pemkab Sintang dan donator bersama umat. Ada juga yang membantu dalam bentuk material seperti batu, semen dan pasir. Saya bersyukur atas rahmat yang sudah diterima oleh umat disini melalui banyak tangan. Kami berterima kasih kepada Pemprov Kalbar, Pemkab Sintang, Keuskupan Sintang, para donator, dan umat di Paroki Pandan sehingga pembangunan gedung gereja bisa selesai” terang Romo Pastor Leonardus Miau, Pr.

“Gereja ini sudah diberkati dan sudah digunakan untuk misa. Meskipun fisik bangunan belum selesai 100 persen. Beberapa bagian dalam gereja belum bisa diselesaikan seperti sakristi, jendela dan pintu. Kami akan meneruskan pembangunan fisik gereja. Saya mengajak seluruh umat Katolik Santo Yosef Stasi Ajak untuk menggunakan gereja ini dengan baik. Gereja boleh kotor dan rusak, asalkan digunakan dengan baik untuk beribadah” tambah Romo Pastor Leonardus Miau, Pr.

Pastor Paroki Santo Martinus Kelam Permai, RD. Leonardus Miau menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan pembangunan 21 gereja di wilayah Paroki Santo Martinus Kelam Permai.

“Jadi, perlu saya sampaikan juga bahwa di saat bersamaan kami sedang membangun 21 gereja. Dan beberapa di antaranya berukuran besar,” ungkap RD. Leonardus Miau

“Umat di sini sangat ingin membangun gereja besar, namun kita juga perlu melihat kemampuan kita. Perjuangan umat disini sangat baik, jadi saya juga sebagai pastor paroki sangat semangat mendukung pembangunan gereja di stasi ini. Di dua paroki yakni Kelam Permai dan Dedai ini ada 64 stasi,” katanya.

Dengan dilakukannya pembangunan beberapa rumah ibadah ini, kata dia, merupakan awal dan tanda yang baik. Selain itu, merupakan bukti bahwa gerakan umat ingin membangun gereja baru sebagai bentuk perkembangan umat beriman sangat besar.

“Tentunya, gereja ini milik bersama, maka dana untuk membangun gereja yang utama bersumber dari swadaya umat, kalau ada bantuan, kita syukuri. Gereja yang mandiri menjadi cita-cita kita semua, dimana umat lebih utama membangun gereja. Kalau bisa 70 persen dari umat, dan 30 persen dari bantuan,” ucap RD. Leonardus Miau.

Dia juga mengungkapkan bahwa membangun sebuah rumah ibadah yang representatif tidak lah mudah seperti yang dapat dilihat. “Membangun gereja ini gampanggampang susah, tapi kalau kompak dan gotong royong, saya yakin bisa. Kompak dan terbuka itu penting. Keuangan penting untuk dibuka kepada umat karena sumber dananya dari umat. Jangan sampai pengeluaran menjadi sangsut. Karena bisa mengganggu pembangunan gereja. Saya dimana-mana selalu mengingatkan soal ketetbukaan anggaran pembangunan gereja,” tuturnya.

Kemudian kata dia, dalam membangun gereja tidak harus sampai 10 tahun, baru pembangunanya rampung diselesaikan.

“Cukup 5 tahun harus selesai. Mudah-mudahan gereja ini bisa selesai sesuai rencana,” pungkasnya

Comments are closed.