Sintang-www.beritasintang.com-Bupati Sintang, dr. H. Jarot Winarno, M.Med.PH., bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus, S.H., M.Si. meninjau operasional Rumah Sakit Jiwa Sudiyanto Sintang pada Kamis, 16 November 2023.
Kegiatan ini dilakukan guna memantau sarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa Sudiyanto dalam memberikan pelayanan masayarakat terhadap penyakit gangguang kejiwaan.
Turut mendampingi dalam peninjauan tersebut, para Asisten Sekda Sintang, pimpinan OPD, Pimpinan RSJ Sudiyanto, serta para staff Operasional yang ada di RSJ Sudiyanto.
Kegiatan kunjungan yang dilakukan ini untuk melihat secara langsung kondisi sarana dan prasarana serta kekurangan yang harus dilengkapi guna kelancaran operasional pelayanan Rumah Sakit Jiwa Sudiyanto Sintang.
“Semua sudah bagus. Yang kurang kita lengkapi. Teralis sudah ada. Aman. Mudah-mudahan dengan RSJ ini maka Sintang lebih bahagia,” kata Bupati Sintang
Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Jiwa Sudiyanto, Andar Jimmy Pintabar mengungkapkan RSJ Sudiyanto lahir untuk rumah sakit khusus jiwa di wilayah timur Kalbar.
“dari total jumlah penduduk di 5 Kabupaten di wilayah timur Kalbar yang mencapai lebih dari 1 juta jiwa. Dengan asumsi perhitungan sesuai standardisasi 0,21 persen, maka ada ribuan ODGJ berat yang harus mendapatkan perawatan, rawat jalan maupun Rawat inap” terang dr Andar
“Sintang saja ada sekitar 895 sasaran ODGJ berat. Belum lagi 4 Kabupaten lain. Totalnya mungkin ada 3 ribuan. Sasaran ini yang membuat kami awalnya merintis rumah sakit khusus jiwa ini,” ungkap dr. Andar.
“RSJ Sudiyanto sudah memiliki izin dan tipe C. Saat ini operasional sudah berjalan dan ada beberapa pasien ODGJ yang dirawat. RSJ Sudiyanto harus segera operasional karena tingginya angka ODGJ di wilayah timur Kalbar. RSJ di Singkawang saat ini over kapasitas. Selain itu RSJ Sungai Bangkong di Pontianak juga sudah turun gradenya menjadi klinik utama saja dan tidak boleh melakukan rawat inap lebih dari 10 hari”tambah dr Andar
“Itu kenapa kami merasa harus segera operasional. Karena kami merasa beban jika belum operasional. Dari segi SDM, Andar mengaku masih cukup banyak kekurangan. Terutama kebutuhan perawat. Jumlah yang ada saat ini, baru 37 orang. 10 ASN, sisanya non ASN” terang dr Andar
“Masih kurang banyak. Dokter kita baru 2, kemudian perawat dibandingkan jumlah bed, kita punya 36 tempat tidur. Perbandingan perawat dengan bed 2 banding 3. Kalau bednya 36 perawatnya minimal 24, masih ada kekurangan. Belum tenaga farmasi, administrasi dan lainnya. Rencananya, kami akan pindahkan ASN dan non ASN dari beberapa puskemas. Tahun depan kita ajukan ke BKPSDM untuk membuka PNS maupun P3K,” jelas dr. Andar (RILIS PROKOPIM)