Dewan Minta Petani Konsultasi ke Penyuluh untuk Hindari Pestisida Palsu

Proses Hukum Karhutla Diminta Tak Pilih Kasih
13/10/2019
Lindungi Hak Anak, DPRD Sintang Dukung Pembuatan KIA
13/10/2019

Agrianus

SINTANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Agrianus minta petani melakukan konsultasi ke penyuluh agar terhindar dari penggunaan pupuk dan pestisida palsu. Mengingat belakangan ini, peredaran pupuk dan pestisida palsu sempat marak beredar di beberapa daerah.

Agrianus mengatakan, konsultasi ini juga bertujuan agar petani tidak khawatir gagal panen akibat beredarnya pupuk dan pestisida palsu. “Meskipun oknumnya sudah ada dan sedang diproses hukum, namun petani perlu waspada terhadap pupuk dan pestisida palsu. Kalau tidak, bisa mengalami gagal panen,” ujarnya, kemarin.

Menurut Agrianus, beredarnya pupuk palsu yang tidak sesuai dengan standar komponen yang ditetapkan Kementan, akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. Demikian juga beredarnya pestisida palsu akan sangat berdampak pada kematian tanaman.

Karena itu, Agrianus berapar di Kabupaten Sintang ihwal tersebut tidak ditemukan. Jika memang ada, diapun snagat menyanyangkannya. Bahkan aparat hukum dimintanya untuk segera mengambil tindakan. Sebab tindakan itu telahmelanggar aturanyang ada.

Selain itu, Agrianus juga menyinggung masalah peredaran pupuk subsidi. Masih banyak daerah yang menerima pupuk subsidi dengan volume tetap, padahal sudah banyak lahan yang beralih fungsi. Menurutnyua, ada dua penyebabnya.

“Pertama, dinas belum mengetahui adanya alih fungsi lahan atau di daerah tersebut telah dilaksanakan cetak sawah untuk menutupi lahan yang hilang akibat alih fungsi, sehingga volume kebutuhan pupuk di daerah tersebut tidak berkurang,” jelasnya.

Distribusi pupuk, kata dia, tidak ada yang kekurangan atau kelebihan, karena sesuai dengan usulan kebutuhan petani. Usulan ini atas dasar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Begitu juga dengan kasus keterlambatan distribusi pupuk. Hal ini mestinya tidak terjadi. Kontrak telah dibuat lebih awal, sehingga distribusi bisa lebih cepat,” tegasnya.

Distribusi dilkaukan melalui empat lini, yaitu lini I sampai IV, mulai dari produsen hingga pengecer, sehingga  kadang masih ada kasus yang terlambat.

Comments are closed.