Sintang-www.beritasintang.com-Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si menghadiri perayaan Natal bersama Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Kristus Raja Katedral Sintang di Galeri Motor Bandong pada Sabtu, 11 Januari 2020.
Hadir Ketua WKRI Cabang Katedral Sintang Hendrika, pengurus dan ratusan anggota WKRI ranting di sekitar Kota Sintang. Perayaan Natal diawali dengan perayaan ekatisti yang dipimpin oleh Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap didampingi Pastor Hengky T Ladjar, Pr
Dihadapan ratusan anggota WKRI Cabang Katedral Sintang, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah menyampaikan rasa bangganya dengan anggota WKRI Cabang Katedral Sintang yang sudah mampu kompak dan ramai datang ke salah satu lokasi tujuan wisata yakni Galeri Motor Bandong untuk merayakan natal bersama.
“ditengah kondisi ekonomi yang memang belum stabil karena harga karet yang belum baik, tetapi ibu-ibu anggota WKRI tetap semangat dalam berkumpul dan berorganisasi. Saya mengajak ibu-ibu anggota WKRI Katedral Sintang untuk bersama elemen masyarakat lain untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sintang. Ibu muda harus mempersiapkan diri khususnya menghadapi kehamilan. Perhatikan asupan gizi ibu hamil yang cukup sehingga tidak banyak ditemukan bayi yang tumbuh tidak sesuai dengan umurnya. Perhatikan gizi ibu hamil sampai bayi usia 2 tahun” pesan Yosepha Hasnah.
“Saya juga mengajak ibu-ibu anggota WKRI untuk melakukan langkah nyata untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas serta penyebaran HIV AIDS. Dimulai didalam keluarga kita masing-masing. Saya juga pesan agar jangan cepat memberikan handphone kepada anak-anak. Batasi juga pemanfaatan handphone misalnya ijinkan mereka menggunakan handphone pada Sabtu minggu saja. Dan tentunya, saya berpesan agar kita menerapkan pola hidup sederhana” tambah Yosepha Hasnah.
Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap dalam kotbahnya menyampaikan bahwa natal selain perayaan kehadiran Tuhan yang membawa terang, juga merupakan kesempatan untuk merefleksikan diri sebagai orang Kristen. Begitu juga dengan kondisi orang Dayak sebelum kekristenan datang yang mengalami masa kelam dan menakutkan. Dimana sesama Dayak saja saling kayau dan bermusuhan. Tetapi setelah ajaran agama tiba, kita bisa hidup damai.
“Saya pesan kepada ibu-ibu jangan malas punya anak. Jangan seperti di eropa, yang mana warganya malas punya anak sehingga ke depannya orang eropa akan menjadi minoritas” terang Uskup Sintang.
“ingatlah juga akan janji perkawinan. Saat itu, Ibu-ibu sudah menyetujui untuk mendidik anak-anak sesuai ajaran agama Katolik. Pendidikan keimanan itu sangat penting dan harus dimulai dari rumah. Caranya banyak seperti berdoa dirumah, berdoa menghadapi tantangan hidup. Orang tua itu harus menjadi guru utama dan pertama bagi anak anak” pesan Uskup Sintang.
“anggota WKRI harus bisa menjadi contoh bagi ibu-ibu lain dan umat kita. Ibu-ibu harus mendorong anak-anaknya bersekolah dan menjadi terampil. Sekolah harus ditempuh sambil meningkatkan keterampilan supaya anak-anak siap menghadapi persaingan hidup. Dorong anak belajar secara formal sekaligus non formal. Memikiki keterampilan sangat penting saat ini. Anggota WKRI harus bisa mengambil peranannya” tambah Uskup Sintang.
Hendrika Ketua WKRI Cabang Kristus Raja Katedral Sintang menyampaikan bahwa perayaan natal ini untuk pertama kalinya dilaksanakan oleh WKRI Sintang. “kami ingin terus memberikan pelayanan kepada gereja. Kami sengaja menyelenggarakan natal di galeri motor bandong ini sebagai simbol bahwa anggota WKRI dalam akan terus berlayar mewujudkan mimpi kita. Motor Bandong ini merupakan salah satu sarana para misionaris dalam menyebarkan agama Katolik ke pedalaman Kalimantan Barat. Maka kami pada natal perdana WKRI Cabang Kristus Raja Katedral Sintang ini dilaksanakan di Galeiri Motor Bandong ini” terang Hendrika.
“saat ini hadir anggota WKRI dari berbagai ranting yang ada di seputar Kota Sintang seperti Kelam Permai, Dedai, Kayan Hilir, Tempunak serta Kecamatan Sintang. Mari kita wujudkan ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga Katolik. Kita juga akan bertekad agar perayaan Natal WKRI tahun berikutnya harus tetap dilaksanakan” tegas Hendrika.