Agus Chusaini Kepala BI Kalbar, Jelaskan Ikan Baong Penyebab Inflasi Sintang

Asisten Ekbang dan Kepala BPBD Sintang Kunjungi Serawai Pasca Banjir
08/10/2021
Kadis Perindagkop dan UKM Sintang Usul Kabupaten Sintang Bangun Rumah Tenun
08/10/2021

Agus Chusaini Kepala BI Kalbar, Jelaskan Ikan Baong Penyebab Inflasi Sintang

Agus Chusaini Kepala BI Kalbar, Jelaskan Ikan Baong Penyebab Inflasi Sintang

Sintang-www.beritasintang.com-Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Agus Chusaini bertemu dengan Pelaksana Harian Bupati Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si saat menyerahkan Bantuan Program Sosial dari Bank Indonesia (PSBI) Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Kepada Pelaksana Harian Bupati Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Agus Chusaini menjelaskan  bahwa pihaknya mendapatkan data bahwa  ikan baong ini sebagai salah satu penyebab inflasi di Kabupaten Sintang.

“Lalu kami juga sudah mulai membudidayakan ikan baong di Kabupaten Sekadau. Kalau berhasil nanti, kami janji akan bantu mengembangkan ikan baong di Kabupaten Sintang juga, supaya ikan baong tidak terus menerus menjadi penyebab inflasi” terang Agus Chusaini

“soal TPID juga menjadi perhatian kami. Kabupaten Sintang juga menjadi perhatian kami dalam hal angka inflasi ini. Inflasi di Kabupaten Sintang tahun 2020 cukup tinggi, tetapi tahun 2021 ini inflasi Sintang turun drastis. Saya mengikuti tren yang ada di Pontianak, Singkawang dan Sintang. Saya melihat ada masalah di distribusi sembako di Kabupaten Sintang sehingga menjadi penyebab inflasi yang disebabkan oleh tingginya biaya distribusi sembako” terang Agus Chusaini

“inflasi ini juga kami lihat disebabkan oleh agen-agen yang bermain. Maka menurut kami perlu ada BUMD yang bisa menampung hasil dari petani atau agen yang dikuasai oleh pemerintah untuk mengendalikan harga sembako. Petani itu pintar dalam menanam dan hasilnya pun melimpah, tetapi giliran menentukan harga bukan petani tetapi pihak lain” terang Agus Chusaini

“TP2DD di Kabupaten Sintang sudah mulai diberlakukan sejak 2021 ini. Digitalisasi transaksi di daerah ini merupakan instruksi langsung dari Presiden RI. TP2DD ini juga di dorong untuk di perda kan. Digitalisasi transaksi ini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah sekitar 15 sampai 30 persen dari sebelum menggunakan transaksi digital. Ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan asli daerah. 2022 kami harap transaksi digital sudah mulai jalan” terang Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Agus Chusaini

Menanggapi keterangan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Agus Chusaini soal ikan baong penyebab inflasi di Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah mengakuinya.

“soal TPID dan inflasi. Saya sempat mempertanyakan kepada BPS Kabupaten Sintang, soal dimasukanya ikan baong sebagai penyebab inflasi di Kabupaten Sintang. Ikan baong inikan suplainya tergantung orang yang memancing, belum ada budi daya ikan baong di Sintang. Tetapi mendengarkan penjelasan BPS bahwa ikan baong ini sangat diminati masyarakat Sintang, lalu ikan baongnya tidak banyak sehingga harganya mahal. Adanya ikan baong di pasar, tergantung para pemancing” terang Yosepha Hasnah

“kalau ikan toman dan ikan gabus sudah mulai ada yang membudidayakannya. Cabe juga kami cukup melimpah karena ada sentra penghasil cabe. Kami juga mulai mengembangkan bawang merah di Desa Pagal Baru Tempunak. Mudah-mudahan berhasil” terang Yosepha Hasnah

“soal TP2DD memang sudah kami bentuk. Dan akan terus mematangkan proses digitalisasi transaksi di Kabupaten Sintang” terang Yosepha Hasnah

 

 

Comments are closed.